Followers

Diberdayakan oleh Blogger.
SELAMAT DATANG di Pembelajaran Inovatif 2 MATEMATIKA, Support By Vickri ,Telp:0896 9966 8625

“LESSON STUDY”

Diposting oleh vickri's world Jumat, 19 Juni 2015




MAKALAH
PEMBELAJARAN INOVATIF II

LESSON STUDY”
                                                                          
          











                            Dosen Pengampu :   Lestariningsih,  S.Pd. M.Pd.

                            Nama Kelompok :
1.    Hendra Juniawan                                     (1331032)
2.    Galang Eka Yuliantara                 (1331030)
3.    Rosyidah Jamilah                         (1331094)
4.    Lailatul Fitriyah                            (1331047)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015

LESSON  STUDY
Jika ditelusuri jejak sejarahnya, lesson study telah berkembang sejak abad 18 oleh makoto yoshida di negara Jepang. Dalam Bahasa Jepang, lesson study dikenal dengan ”jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu ”jugyo” yang berarti lesson atau pembelajaran, dan ”kenkyu” yang berarti study atau kajian. Dengan demikian lesson study merupakan proses pengkajian terhadap pembelajaran.
Di Jepang para guru dapat meningkatkan ketrampilan/ kecakapan dalam mengajarnya melalui kegiatan Lesson Study, yakni belajar dari suatu pembelajaran. Lesson study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan diwilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan dengan guru diluar bidang studi, bahkan dengan masyarakat. Lesson Study merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajaran beserta research lessonnya, pelaksanaan KBM dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Dengan lesson study para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Konsep lesson study semakin berkembang pada tahun 1995 berkat kegiatan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti oleh empat puluh satu negara dan ternyata dua puluh satu negara di antaranya memperoleh skor rata-rata matematika yang secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata matemtika di Amerika Serikat. Posisi tersebut membuat Amerika Serikat melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Dari studi banding tersebut Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat belum memiliki sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sedangkan Jepang dan Jerman melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Oleh karena itu, para ahli pendidikan Amerika Serikat mengadopsi lesson study dari Jepang dan kemudian mengembangkannya di negara-negara lain.
Di Indonesia, konsep lesson study berkembang melalui program Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP, yaitu (1) IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI), (2) IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta, UNY), dan (3) IKIP Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri Malang) yang telah bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Perkebangan selanjutnya, lesson study tidak hanya dilaksanakan pada mata pelajaran MIPA, tetapi juga mata pelajaran lainnya.
Lesson Study diperkenalkan di Indonesia melalui kegiatan piloting yang dilaksanakan dalam proyek follow-up IMSTEP-JICA di tiga perguruan tinggi yaitu UPI, UNY, dan UM. Di UM sendiri lessson study diperkenalkan di Malang secara formal oleh JICA expert Eisoke Saito, Ph.D. pada bulan januari 2004, selanjutnya diikuti kegiatan pengimplementasian lesson study di SMA labotarium Universitas Negeri Malang (I Made Sulandra, 2006). Lesson Study merupakan hal yang baru bagi sebagian sebagian besar guru. Lesson Study diadopsi dari Jepang dan diuji cobakan di beberapa sekolah sebagai pilot project, diantaranya Bandung (dibawah UPI), di Yogyakarta (dibawah UNY), dan di Malang (dibawah UM).
Lesson Study mulai diterapkan pada tahun 2004 yang hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran di sekolah, meningkatkan kolaborasi akademik dan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Efektifitas dan efisiensi program Lesson Study yang ditunjang oleh kegiatan monitoring dan evaluasi (MONEV) dengan menggunakan rekaman audiovisual, sehingga para guru dapat mengkaji mutu pembelajaran berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya.

B.       Tujuan Lesson Study
Lesson Study mempunyai tujuan diantaranya :
1.        Memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kegiatan belajar-mengajar.Bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajar.
2.        Memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi guru lain (di luar peserta LS) untuk melaksanakan pembelajaran lebih baik.
3.        Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri (penelitian/ pengkajian) kolaboratif.
4.        Membangun pengetahuan pedagogis, dalam arti seorang guru dapat menimba pengetahuan dan pengalaman dari guru lain.
C.    Manfaat Lesson Study
Seperti dikemukakan di atas, lesson study merupakan suatu model peningkatan kualitas keprofesionalan guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif.
Hal ini berarti lesson study merupakan suatu kegiatan kelompok guru yang berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diselenggarakannya.
Jadi, lesson study merupakan kegiatan dari guru dan untuk guru, agar tugas kewajiban pembelajarannya meningkat kualitasnya. Prinsip dari kegiatan ini adalah bahwa yang mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dan pemecahannya hanyalah guru, dan bukan orang/pihak lain.
Lesson study dipilih dan diimplementasikan, sekurang-kurangnya ada dua alasan, yaitu:
1.    Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa.
Hal ini karena:
a.         Pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktik dan hasil pembelajaran yang dilakasanakan para guru,
b.         Penekanan yang mendasar dari lesson study adalah agar para siswa memiliki kualitas belajar yang tinggi,
c.         Tujuan pembelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas,
d.        Berdasarkan pengalaman riil di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan
e.         Lesson study menempatkan para guru sebagai peneliti pembelajaran.
2.    Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif.
Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat :
a.       Menentukan tujuan pembelajaran yang cocok dengan kebutuhan siswa beserta satuan (unit) pelajaran dan materi pelajaran yang diperlukan;
b.      Mengkaji dan meningkatkan pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa;
c.       Memperdalam pengetahuan tentang materi pelajaran yang disajikan para guru;
d.      Menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa;
e.       Merencanakan pelajaran secara kolaboratif;
f.       Mengkaji secara teliti proses pembelajaran dan perilaku siswa;
g.      Mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang andal, dan
h.      Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilaksanakannya berdasarkan perkembangan siswa dan kolega guru.
Lesson study memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a)    Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya) dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannya.
b)   Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya.
c)    Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutannya.
d)   Membantu guru dalam peningkatan yang memfokuskan pada seluruh aktivitas belajar siswa.
e)    Meningkatkan kolaborasi antar sesama guru dalam pembelajaran.
f)    Meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan (siswa).
g)   Memberi kesempatan kepada guru untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik pembelajarannya sehingga dapat mengubah perspektif tentang pembelajaran, dan belajar praktik pembelajaran dari perspektif siswa.
h)   Mempermudah guru berkonsultasi kepada pakar dalam hal pembelajaran atau kesulitan materi pembelajaran.
i)     Memperbaiki praktek pembelajaran di kelas.
j)     Meningkatkan keterampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar.
Manfaat LS tersebut penting artinya bagi guru, karena guru memperoleh bahan acuan untuk kepentingan kinerjanya.
1.        Memikirkan secara lebih seksama tentang tujuan materi pelajaran tertentu yang diajarkan kepada sisiwa.
2.        Memikirkan secara mendalam tentang tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, termasuk kecintaan/kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan.
3.        Mengkaji hal-hal terbaik yang dapat dan harus digunakan dalam pembelajaran, dengan belajar dari guru lain (peserta/partisipan LS) untuk menambah pengetahuan, misalnya tentang materi pelajaran. Hal itu berarti membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial.
4.        Mengembangkan kecakapan/keahlian, baik dalam merencanakan pelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran.
5.        Meningkatkan pengamatan terhadap prilaku belajar siswa (”the eyes to see students”).

D.   Tipe Lesson Study
LS dapat dibagi menjadi dua tipe/jenis:
1.    LS Berbasis Sekolah.
Dilaksanakan oleh semua guru berbagai studi, termasuk kepala sekolah.
Tujuannya, agar kualitas proses dan hasil pembelajaran semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan, dapat lebih ditingkatkan.
2.    LS Berbasis MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).
Dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu.
Tujuannya, mengkaji secara mendalam proses pembelajaran mata pelajaran tertentu. Dengan demikian, LS tipe ini dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, seperti wilayah kecamatan, kabupaten atau provinsi.
E.  Tahapan-tahapan Lesson Study
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).
http://bdksemarang.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2016/02/Nurul-LS1.jpg
Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
  1. Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
  2. Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
  3. Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
  1. Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.
  2. Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa
  3. Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.
Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran.
Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1.      Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2.      Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
3.      Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4.      Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5.      Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
6.      Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7.      Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
3. Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.

F. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
  1. Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
  2. Tujuan Lesson Study adalah : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
  3. Ciri-ciri dari Lesson Study yaitu adanya: (a) tujuan bersama untuk jangka panjang; (b) materi pelajaran yang penting; (c) studi tentang siswa secara cermat; dan (d) observasi pembelajaran secara langsung
  4. Lesson study memberikan banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study
  5. Penyelenggaraan Lesson Study dapat dilakukan dalam dua tipe: (a) Lesson Study berbasis sekolah; dan (a) Lesson Study berbasis MGMP.
  6. Lesson Study dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (check); dan (d) tindak lanjut (act).

Daftar Pustaka

Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online: tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.2007. Lesson Study. en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study
Di akase di http://viependidikan.blogspot.com/2009/06/sejarah.html pada tanggal 17 Mei 2015



0 komentar

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
vickri's world
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates