Followers

Diberdayakan oleh Blogger.
SELAMAT DATANG di Pembelajaran Inovatif 2 MATEMATIKA, Support By Vickri ,Telp:0896 9966 8625

OPEN ENDED

Diposting oleh vickri's world Jumat, 19 Juni 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Matematika merupakan suatu pelajaran yang diajakan mulai dari pendidikan dasar hingga menengah atas. Selain  dari sumber segala ilmu matematika merupakan sarana berpikir logis, analis, dan sistematis. Sebagai mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak, maka dalam penyajian materi, pelajaran matematika harus dapat disajikan lebih menarik dan sesuai dengan kondisi keadaan siswa. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar. Untuk itulah perlu adanya model pembelajaran khusus yang diterapkan oleh guru.
Selama ini rendahnya hasil belajar matematika siswa lebih banyak disebabkan karena pendekatan, metode, ataupun strategi tertentu yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran masih bersifat tradisional dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Akibatnya kreatifitas dan kemampuan berpikir matematika siswa tidak dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itulah guru perlu memilih cara mengajar atau pendekatan yang dapat membantu mengembangkan pola pikir matematika siswa.Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain, kreatif dalam mencari solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Menurut Shimada (1997:1) bahwa model pembelajaran open-ended adalah model pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.Model pembelajaran Open-ended sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Hal ini disebabkan karena pada model pembelajaran Open-ended formulasi masalah yang digunakan adalah masalah terbuka. Masalah terbuka adalah masalah yang diformulasikan memiliki multijawaban (banyak penyelesaian) yang benar. Di samping itu, melalui model pembelajaran Open-ended siswa dapat menemukan sesuatu yang baru dalam penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang berkaitan dengan matematika. Dengan dasar ini, maka model pembelajaran Open-ended dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar.



1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pendekatan Open Ended?
2.      Bagaimana cara mengkonstruksikan masalah Open Ended?
3.      Bagaiman cara menyusun rencana pendekatan Open Ended?
4.      Apa kelebihan dan kekurangan Open Ended?

1.3            Tujuan
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pendekatanOpen Ended.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan-tahapan pembelajaran Open Ended.
3.      Mahasiswa mengetahui cara merancang pendekatan Open Ended
4.      Mahasiswa mampu menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari Open Ended.

1.4              Manfaat
1.      Bagi siswa, meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa serta meningkatkan   hasil belajar siswa.
2.      Bagi guru, sebagai alternatif dalam mengelola pembelajaran.
3.      Bagi calon guru, untuk melatih diri mencari solusi dalam mengelola pembelajaran di kelas dan melatih diri dalam membuat perangkat pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian
Model pembelajaran open-ended sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu model pembelajaranyang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Shimada (1997:1) model pembelajaran open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. model pembelajaran open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/ pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Namun, pada model pembelajaran open-ended masalah yang diberikan adalah masalah yang bersifat terbuka (open-ended problem) atau masalah tidak lengkap (incomplete problem).
Dasarketerbukaan masalah diklasifikasikan dalam tiga tipe, yakni:
1)   Prosesnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak cara penyelesaian yang benar,
2)   Hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban yang benar,
3)   Cara pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya (asli).
Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu model pembelajaran dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Sifat keterbukaan dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut.

2.2         Mengkonstruksi Masalah Open-Ended
Menurut Suherman, dkk (2003 : 129-130) mengkonstruksi dan mengembangkan masalah Open-Ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi masalah, antara lain sebagai berikut:
a.    Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di mana konsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
b.    Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
c.    Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat membuat suatu konjektur.
d.   Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika.
e.    Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum.
f.     Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasai dari pekerjaannya.

2.3         Menyusun Rencana Model
Di dalam menyusun suatu pertanyaan open-ended ada dua teknik yang dapat dilakukan:
1)   Teknik bekerja secara terbalik (working backward).
a.         Mengidentifikasi topik.
b.         Memikirkan pertanyaan dan menuliskan jawaban teerlebih dahulu.
c.         Membuat pertanyaan open-ended didasarkan pada jawaban yang telah dibuat.
2)   Teknik penggunaan pertanyaan standar (adapting a standard question).
a.         Mengidentifikasi topik.
b.         Memikirkan pertanyaan standar.
c.         Membuat pertanyaan open-ended yang baik berdasarkan pertanyaan standar yang telah dibuat.
Apabila guru telah mengkonstruksikan atau menformulasi masalah Open-Ended dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran sebelum masalah itu ditampilkan di kelas adalah:
1)   Apakah masalah itu kaya dengan konsep-konsep matematika dan berharga?
Masalah Open-Ended harus medorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai untuk siswa berkemampuan tinggi maupun rendah dengan menggunakan berbagai strategi sesuai dengan kemampuannya.
2)   Apakah tingkat matematika dari masalah itu cocok untuk siswa?
Pada saat siswa menyelesaikan masalah Open-Ended, mereka harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punya. Jika guru memprediksi bahwa masalah itu di luar jangkauan kemampuan siswa, maka masalah itu harus diubah/diganti dengan masalah yang berasal dalam wilayah pemikiran siswa.
3)   Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut?
Masalah harus memiliki keterkaitan atau hubungan dengan konsep-konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir tingkat tinggi.

Setelah menyusun suatu masalah open-ended dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran. Pada tahap ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rencana pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut:
1)   Tuliskan respon siswa yang diharapkan.
Pembelajaran matematika dengan model Open-Ended, siswa diharapkan merespons masalah dengan berbagai cara sudut pandang. Oleh karena itu, guru harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi respons siswa terhadap masalah.
2)   Tujuan dari masalah itu diberikan kepada siswa harus jelas.
Guru memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik yang tertentu, seperti dalam pengenalan konsep baru kepada siswa, atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajara siswa.
3)   Sajikan masalah semenarik mungkin bagi siswa
Konteks permasalahan yang diberikan atau disajikan harus dapat dikenal baik oleh siswa, dan harus membangkitkan keingintahuan serta semangat intelektual siswa. Oleh karena masalah Open-Ended memerlukan waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan strategi pemecahannya.
4)   Lengkapi prinsip formulasi masalah, sehingga siswa mudah memahami maksud masalah itu
Masalah harus diekspresikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan, bila eksplanasi masalah terlalu singkat. Hal itu dapat timbul karena guru bermaksud memberikan terobosan yang cukup kepada siswa untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah. Atau dapat pula diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman belajar karena terbiasa megikuti petunjuk-petunjuk dari buku teks.
5)   Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengekplorasi masalah.
Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan masalah, memecahkannya, mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian,, dan merangkum dari apa yang telah dipelajari siswa. Karena itu, guru harus memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengekplorasi masalah. Berdiskusi secara aktif antar sesama siswa dan antara siswa dengan guru merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran dengan model Open-Ended.

Untuk menyusun pertanyaan open-ended sebaiknya disesuaikan dengan tingkat berpikir Matematika. Tingkat berpikir yang dikemukakan oleh Bloom yang dikenal dengan taksonomi Bloom (Bloom, 1956) mengklasifikasikan tingkat berpikir kedalam tujuh tingkat, yaitu: Memory, Comprehension, Application, Analysis, Synthesis, Evaluation and Kreatifitas. Sedangkan Sanders (dalam Way, 2003) level Comprehension dibagi kedalam dua katagori yaitu, Translation dan Interpretation.

Sehingga, Tingkatan berpikir yang digunakan dalam matematika menjadi seperti berikut:
1)   Memoryatau sering disebut juga pengetahuan (knowledge) atau ingatan (recall) atau komputasi (computation).
Pada jenjang ini siswa dituntut untuk mampu menggali atau mengingat kembali (memory) pengetahuan yang telah disimpan di dalam skemata struktur kognitifnya. Hal-hal yang termasuk ke dalam jenjang kognitif ini adalah berupa pengetahuan tentang fakta dasar, terminologi (peristilahan), atau manipulasi yang sifatnya sudah rutin (algoritma rutin).
2)   Translation
Kemampuan siswa untuk merubah informasi kedalam simbol atau bahasa yang berbeda.
3)   Interpretation
Kemampuan siswa untuk mencari hubungan antara fakta, konsep, prinsip, aturan, dan generalisasi.
4)   Application
Kemampuan untuk memilih, menggunakan, dan menerapkan dengan tepat suatu teori atau cara pada situasi baru.Tahap aplikasi ini melibatkan sejumlah respon. Respon tersebut ditransfer kedalam situasi baru yang berarti konteksnya berlainan. Bloom dan kawan-kawan membagi kedalam empat bagian, yaitu:
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah rutin; Kemampuan untuk membandingkan; Kemampuan untuk menganalisis data, dan kemampuan untuk mengenal pola, isomorfisma dan simetri.
5)   Analysis
Kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu masalah (soal) menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (komponen) serta mampu untuk memahami hubungan diantara bagian-bagian tersebut.
6)   Synthesis
Kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari suatu proses analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logik sehingga menjadi sutu pola terstruktur atau bentuk baru.
7)   Evaluation
Kemampuan seseorang untuk dapat memberikan pertimbangan (judgement) terhadap suatu situasi, ide, metode berdasarkan suatu patokan atau kriteria.

Langkah langkah Model pembelajaran Open Ended
Adapun desain atau langkah­langkah pembelajaran dalam model pembelajaran Open­Ended Problems adalah sebagai berikut :
1.    Persiapan
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru harus membuat Program Satuan Pelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2.    Pelaksanaan
a.    Pendahuluan, Siswa menyimak guru yang memberikan motivasi bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari hari sehingga siswa semangat dalam belajar.
b.    Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah­langkah sebagai berikut:
1)   Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang tiap kelompok;
2)   Siswa mendapatkan pertanyaan Open­ended Problems;
3)   Siswa berdiskusi bersama kelompoknya masing­masing mengenai penyelesaian dari pertanyaan Open­Ended Problems yang telah diberikan oleh guru;
4)   Setiap kelompok melalui perwakilannya, mengemukakan pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara bergantian;
5)   Siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawaban­jawaban yang telah dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih efektif.
c.    Kegiatan Akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari, dan kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru.
3.    Evaluasi
Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar, siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan Open­Ended Problems yang merupakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

2.4         Penilaian dalam Pendekatan Open Ended
Ada 3 hal yang dilihat dari penilaian pembelajaran matematika melalui pendekatan ini, yakni fluency, flexibility, dan originality.
·      Fluency(kemahiran),  diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakanbeberapa metode penyelesaian.Satu respon siswa atau kelompok yang benar dihargai 1 poin, sehingga nilai yang diperoleh siswa adalah total dari seluruh solusi yang dihasilkan oleh siswa.
·      Flexibility(fleksibilitas), adalah peluang siswa menjawab benar untukbeberapa soal serupa. Terkait dengan berapa banyak ide-ide matematis berbeda yang ditemukan/dimunculkan oleh siswa.
·      Originality(keaslian), dimaksudkan untuk mengukur keaslian gagasan siswa dalam memberikan jawaban yang benar.Jika siswa atau kelompok memunculkan ide yang unik, tingkat keorsinilannya dihargai tinggi. Guru harus memberikan skor yang tinggi untuk kemampuan berfikir matematik tingkat tinggi.

Sedangkan teknik penilaian yang dikemukakan oleh Hancock (1995), yakni sebagai berikut:
Jawaban diberi nilai 4, jika :
- Jawaban lengkap dan benar untuk pertanyaan yang diberikan
- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya sempurna
- Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan dengan clearly
- Memuat sedikit kesalahan
Jawaban diberi nilai 3, jika :
- Jawaban benar untuk masalah yang diberikan
- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi baik
- Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan
- Memuat beberapa kesalahan dalam penalaran
Jawaban diberi nilai 2, jika :
- Beberapa jawaban tidak lengkap
- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya cukup
- Kekurangan dalam berfikir tingkat tinggi telihat jelas
- Muncul beberapa keterbatasan dalam pemahana konsep matematika
- Banyak kesalahan dalam penalaran
Jawaban diberi nilai 1, jika :
- Muncul masalah dalam meniru ide matematika tetapi tidak dapat dikembangkan
- Ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi kurang
- Banyak salah perhitungan
- Terdapat sedikit pemahan yang diilustrasikan
- Siswa kurang mencoba beberapa hal
Jawaban diberi nilai 0, jika :
- Keseluruhan jawaban tidak ada atau tidak nampak
- Tidak muncul ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi
- Sama sekali pemahaman matematikanya tidak muncul
- Terlihat jelas bluffing (mencoba-coba atau menebak)
- Tidak menjawab semua kemungkinan yang diberikan

2.5         Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended
Ada beberapa keunggulan dari pendekatan ini, antara lain :
·      Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya
·      Siswa memiliki kesempatan lebih banyak menerapkan pengetahuan serta ketrampilan matematika secara komprehensif
·      Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan denga cara mereka sendiri
·      Siswa terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas jawaban yang mereka berikan
·      Siswa memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka sendiri maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan

Namun demikian, pendekatan ini juga memunculkan berbagai kelemahan. Adapun kelemanahan yang muncul antara lain :
·      Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang bermakna bagi siswa
·      Sulit bagi guru untuk menyajikan masalah secara sempurna. Seringkali siswa menghadapi kesulitan untuk memahami bagaimana caranya merespon atau menjawab permasalahan yang diberikan
·      Karena jawabannya bersifat bebas, maka siswa kelompok pandai seringkali merasa\ cemas bahwa jawabannya akan tidak memuaskan
·      Terdapat kecenderungan bahwa siswa merasa kegiatan belajar mereka tidak menyenagkan karena mereka merasa kesulitan dalam mengajukan kesimpulan secara tepat dan jelas.



BAB III
PENUTUP

Pendekatan open ended adalah suatu pendekatan dalampembelajaran matematika yang dapat memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berpikir aktif dan kreatif. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended adalah pembelajaran yang menyajikan masalah terbuka, yakni masalah matematika yang memiliki metode atau cara penyelesaian lebih dari satu dan jawaban benar lebih dari satu. Sehingga, siswa memiliki kebebasan dengan caranya tersendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan open ended dapat terlaksana dengan lancar apabila didukung oleh kemampuan siswa untuk dapat memahami materi secara mendalam lebih cepat dan awal, memiliki kreativitas dan task commitment (komitmen terhadap tugas) yang tinggi.
Sehingga dapat mengeksplorasi masalah terbuka yang diberikan, hingga pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah terbuka tersebut. Selain itu, guru yang melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan open endedharus memiliki kreativitas dan kemampuan untuk menyusun masalah terbuka yang akan disajikan. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan pendekatan open ended sangat efektif jika diterapkan pada kelas akselerasi.



DAFTAR PUSTAKA

Japar. 2009. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended.
Hancock, C.L., (1995). Enhancing Mathematics Learning with Open-Ended Qouestion. The Mathematics Teacher. Vol. 88, No. 6, September 1995.

0 komentar

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
vickri's world
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates